• Pedoman Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
Wednesday, 14 April, 2021
  • Login
Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI DKI Jakarta
    • Pimpinan MUI DKI
    • Bidang-Bidang
  • BeritaTerbaru
  • Fatwa
  • MUI Kota
    • MUI Jakarta Pusat
    • MUI Jakarta Selatan
    • MUI Jakarta Barat
    • MUI Jakarta Utara
    • MUI Jakarta Timur
    • MUI Kep. Seribu
  • About Us
  • Tanya MUI
No Result
View All Result
Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI DKI Jakarta
    • Pimpinan MUI DKI
    • Bidang-Bidang
  • BeritaTerbaru
  • Fatwa
  • MUI Kota
    • MUI Jakarta Pusat
    • MUI Jakarta Selatan
    • MUI Jakarta Barat
    • MUI Jakarta Utara
    • MUI Jakarta Timur
    • MUI Kep. Seribu
  • About Us
  • Tanya MUI
No Result
View All Result
Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta
No Result
View All Result

Perkara Mabit Jamaah Haji dan Fatwa MUI DKI Jakarta

muadz by muadz
22/09/2015
in Artikel, Berita, Fatwa
0
Home Artikel
0
SHARES
75
VIEWS
Share on Facebook

Bismillahirrahmanirrahim [1] 

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, dalam rapatnya pada tanggal 19 Dzulqa’dah 1421 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 2001 M, yang membahas tentang Hukum Mabit di Mina bagi Jamaah Haji, setelah:

Menimbang:

  1. Bahwa lbadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh orang-orang beriman yang telah mampu sekali seumur hidup. Untuk itu, umat Islam yang berkesempatan menunaikan ibadah haji sangat dianjurkan untuk melaksanakannya dengan sempurna sehingga meraih Haji Mabrur, karena pada tahun-tahun mendatang belum tentu dapat melaksanakannya lagi.

 

Baca JugaBerita Lainnya

Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya

NEGERI DARURAT MIRAS

Kajian Hukum MUI DKI Jakarta Terhadap PerPres No 10 Tahun 2021

  1. Bahwa untuk meraih predikat Haji Mabrur, jamaah haji harus berjuang sekuat tenaga untuk melaksanakan seluruh prosesi ibadah haji sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dengan penuh ikhlas semata-mata karena Allah serta dengan menghindari hal-hal yang diharamkan atau dianjurkan untuk ditinggalkan bagi orang yang sedang ihram.

 

  1. Bahwa salah satu prosesi ibadah haji yang harus dilakukan para jamaah haji adalah Mabit di Mina selama hari-hari T Akan tetapi, terkadang jamaah haji mengalami banyak kendala sehingga tidak dapat melakukan Mabit di Mina dengan sempurna. Di antara kendala yang dihadapi jamaah haji ketika Mabit di Mina adalah udara yang sangat panas atau sangat dingin; akomodasi (persediaan tempat penginapan, kamar mandi, WC, dan air) yang sangat terbatas serta tidak representatif dan sebagainya. Kendala-kendala tersebut dapat mengganggu kesehatan dan ketentraman jiwa para jamaah haji yang pada gilirannya dapat menghambat pelaksanaan ibadah-ibadah lainnya.

 

  1. Bahwa menghadapi realitas tersebut, untuk memberikan solusi terbaik kepada para jamaah haji, MUI Provinsi DKI Jakarta memandang perlu untuk memberikan fatwa tentang Hukum Mabit di Mina bagi Jamaah Haji.

Mengingat:

  1. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Majelis Ulama Indonesia (PD/PRT MUI)
  2. Pokok-Pokok Program Kerja MUI Provinsi DKI Jakarta Tahun 2000 – 2005
  3. Pedoman Penetapan Fatwa MUI

 
 
Memperhatikan:
Saran dan pendapat para ulama peserta rapat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 19 Dzulqa’dah 1421 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 2001 M, yang membahas tentang Hukum Mabit di Mina bagi Jamaah Haji.
Memutuskan:
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT dan memohon ridha-Nya memfatwakan sebagai berikut:

  1. Menurut Jumhur Ulama (Mazhab Syafi’i, Maliki dan Hambali), hokum Mabit di Mina selama dua malam bagi jamaah haji yang mengambil nafar awwal atau tiga malam bagi jamaah haji yang mengambil nafar tsani adalah Oleh karena itu, jamaah haji yang tidak Mabit di Mina diwajibkan membayar dam. Hal ini didasarkan pada praktek ibadah haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan sabda beliau:[2]

أَبُوْ الزُبَيْرِسَمِعْتُ جَابِرَ بْنِ عَبْدِ اللهِ يَقُوْلُ رَمَى رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  الْجُمْرَةَ يَوْمَ النَّحْرِ وَيَقُوْلُ لِتَأْخُذُوْا عَنِّي   مَنَاسِكَكُمْ ….
“Abu Zubair berkata: Aku mendengar bahwa Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah melempar jumrah pada hari penyembelihan (hari raya IdulAdha) dan bersabda: Ambillah dariku tatacara ibadah haji kalian”.
 

  1. Menurut Madzhab Hanafi, hukum Mabit di Mina selama dua malam bagi jamaah haji yang mengambil nafar awwal atau tiga malam bagi jamaah haji yang mengambil nafar tsani adalah sunnah. Oleh karena itu, jamaah haji yang tidak Mabit di Mina tidak diwajibkan membayar dam, hanya dinilai kurang baik. Hal ini dispensasi kepada al-‘Abbas untuk tinggal di Mekkah karena bertugas mengurusi air minum. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar RA, sebagai berikut:[3]

 
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ الْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اسْتَأْذَنَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيتَ بِمَكَّةَ لَيَالِي مِنًى مِنْ أَجْلِ سِقَايَتِهِ فَأَذِنَ لَهُ
 
“Dari Ibn Umar RA bahwa Abbas bin Abdul Muthalib meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk menginap di Mekkah pad amalam-malam hari Mina karena mengurusi air minum, maka Nabi mengizinkanya”.
 
Demikian juga dispensasi yang diberikan Rasulullah SAW kepada para pengembala onta untuk tidak Mabit di Mina pada hari-hari Tasyriq. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan Ashab as-Sunan dari sahabat ‘Ashim ibn ‘Adi RA:[4]
 
عن عاصم بن عدي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رخص لرعاء الإبل أن يتركوا المبيت بمنى (رواه أصحاب السنن و صححه الترميذي)
 
“Dari ‘Ashim bin ‘Adi RA bahwa Rasulullah SAW memberikan izin kepada para pengembala onta untuk tidak menginap di Mina”.
 

  1. Berdasarkan beberapa pendapat para Imam Madzhab di atas, Komisi Fatwa MUI DKI Jakarta menyerukan kepada para jamaah haji agar berusaha semaksimal mungkin untuk Mabit di Mina pada malam hari-hari Tasyriq. Akan tetapi jika hal itu menimbulkan kesulitan, maka mereka diperbolehkan untuk tidak Mabit di Mina. Hal ini didasarkan pada sikap Rasulullah SAW yang selalu memilih sesuatu yang paling mudah selama hal itu tidak menimbulkan dosa, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sebagai berikut:[5]

 
عن عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ
“Rasulullah SAW tidak pernah memilih di antara dua persoalan, kecuali pasti beliau memilih yang paling ringan di antaranya selama yang teringan itu tidak merupakan dosa, jika yang ringan itu dosa, maka beliau sangat menjauhinya”.
 

  1. Jika jamaah haji meninggalkan Mabit di Mina selama satu malam, maka hendaklah ia bershadaqah satu mud (7 ons) beras. Jika dua malam, dua mud (1,4 kg) beras, dan jika tiga malam, maka wajib membayar Akan tetapi jika tidak mampu, maka tidak wajib. Hal ini didasarkan pada dalil-dalil sebagai berikut:

 

  1. Pendapat Imam Syafi’I RA :[6]

 
قال الشافعي: من بات من ليالي التشريق من غير منى فليتصدق بمد، فإن بات ليلتين فمدان، فإن بات ثلاثا فدم وروي عنه: فى ليلة ثلث دم و فى ليلتين ثلثا دم و فى ثلاث ليال دم.
 
“Imam asy-Syafi’i berkata; Barang siapa menginap satu malam dari malam-malam Tasyriq di luar Mina, maka dia harus bershadaqah dua mud, dan kalau ia menginap tiga malam berturut-turut (di luar Mina) maka harus membayar dam. Juga diriwayatkan dari Imam Syafi’i; satu malam sepertiga dam, dua malam duapertiga dam, dan tiga malam harus bayar dam penuh”.
 

  1. Pendapat Imam Malik dan Ahmad ibn Hambal RA:[7]

 
وقال الملك وأحمد: ومن ترك المبيت بغير عذر وجب عليه الدم
 
“Imam Malik dan Ahmad berkata; Barangsiapa tidak menginap di Mina tanpa uzur, dia wajib membayar dam”.
 

  1. Pendapat sahabat Abdullah ibn ‘Abbas RA:[8]

 
قال ابن عباس: إذا رميت الجمار فبت حيث شئت (رواه ابن أبي شيبة)
 
“Sahabat Abdullah ibnu ‘Abbas berkata; Jika engkau telah melempar Jumarat (beberapa jumrah), maka menginaplah di mana saja engkau kehendaki”. (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah).
 

  1. Pendapat sahabat Abdullah ibn Umar RA:[9]

 
وعن ابن عمر رضي الله عنه أنه كره المبيت بغير منى أيام منى ولم يجعل واحد منهم فى ذلك فدية أصلا
 
“Dari Ibnu Umar RA, bahwa ia tidak senang menginap selain di Mina pada hari-hari Mina. Sungguh pun demikian, tidak ada seorang pun di antara mereka (para sahabat) yang mewajibkan fidyah bagi jamaah haji yang menginap di luar Mina”.
 

  1. Pendapat Imam Mujahid RA:[10]

 
قال مجاهد لا بأس بأن يكون أول الليل بمكة وأخره بمنى أو أول الليل بمنى وأخره بمكة
 
“Mujahid berkata: “Bukanlah suatu kesalahan jika seseorang menginap pada awal malam di Mekkah dan akhirnya di Mina atau awal malam di Mina dan akhir malam di Mekkah.”
 
 
 
 

  1. Pendapat Imam Ibnu Hazm RA, dalam Kitabnya, al-Muhalla:[11]

 
وقال ابن حزم ومن لم يبت ليالي منى فقد أساء و لا شيء عليه
 
“Ibnu Hazm RA berkata; Barang siapa tidak menginap di Mina pada malam-malam Mina, maka dia telah melakukan perbuatan yang kurang baik, tetapi tidak ada kewajiban (denda, shadaqah, fidyah) apapun atasnya”.
 
Menurut Ibnu Daqiq al-‘Id, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pendapat para ulama di atas adalah karena tidak ada keterangan apapun dari Syari’ (Allah SWT dan Rasulullah SAW) yang menjelaskan tentang sanksi bagi orang yang tidak Mabit di Mina pada hari-hari Mina. Akibatnya para ulama berijtihad.
 

  1. Para jamaah haji yang Mabit di Mina, hendaklah memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Sebagaimana diperintahkan Allah dalam surat al-Baqarah, ayat 203:

 
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (٢٠٣)
 
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertaqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya”.
 
 
Jakarta, 19 Dzulqa’dah 1421 H.
14 Februari 2001 M.
 

KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA DKI JAKARTA
 
Ketua,
 
ttd
 
Prof. KH. Irfan Zidny, MA
Sekretaris,
 
ttd
 
KH. Drs. M. Hamdan Rasyid, MA
Mengetahui,
 
Ketua Umum,
 
ttd
 
KH. Achmad Mursyidi
Sekretaris Umum,
 
ttd
 
Drs. H. Moh. Zainuddin

 
[1]Fatwa ini merupakan penyempurnaan atas penjelasan  MUI DKI Jakarta tentang Mabit di Mina tanggal 27 Desember 1982.
[2]Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad bin Ishaq Al-Ishbahani, Al-Musnad al-Mustakhraj ‘ala Shahih al-Imam Muslim, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1996), juz ke-2, hal. 953, no. 1315.
[3]Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, al-Jami’ as-Shahih, (Makah: Isa Baby al-Halabi, 1955), juz ke-2, hal.953, no. 1315.
[4]Dikutip dari Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Juz ke-1, hal. 726.
[5]Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi, al-Jami’ as-Shahih, (Makah: Isa Baby al-Halabi, 1955), juz ke-4, hal.1813, no. 2327.
[6]Ali bin Ahmad bin Sa’ad bin Hazmazh-Zhairi Abu Muhammad, Al-Muhalla, (Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, tth.), juz ke-7, hal. 185.
[7]Abu Umar Yusuf bin Abdillah bin Abdul Bar an-Namiry, At-Tamhid Lima Fi al-Muwatha’ MinalMa’aniwa al-Asanid, (Al-Maghrib: Wazarat ‘Umum al-Auqafwa Asy-Syu’un al-Islamiah, 1387), juz ke-17, hal. 261.
[8]Abu Bakar Abdullah bin Muhammad AbiSyaibah al-kufi, Al-Kitab al-Musannaf fi Al-Ahadiswa Al-Atsar, (Riyadz: Maktabarar-Rusyd, 1309), cet. Ke-1. Juz ke-3, hal 298.
[9]Ali bin Ahmad bin Sa’ad bin Hazmazh-Zhairi Abu Muhammad, loc.cit.
[10]Ibid. hal. 184.
[11]Ibid.

  • Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya
    Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya
    by nanda●04/03/2021
  • NEGERI DARURAT MIRAS
    NEGERI DARURAT MIRAS
    by nanda●04/03/2021

Tags: fatwa muihajimabit mina
muadz

muadz

Berita Terkait

Berita

Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya

04/03/2021
51
fuad-thohari
Berita

NEGERI DARURAT MIRAS

04/03/2021
41
Berita

Kajian Hukum MUI DKI Jakarta Terhadap PerPres No 10 Tahun 2021

03/03/2021
121
Next Post

Kurban yang Syar`i dan Higienis Dengan Sistem HACCP

Renungan Hari Arafah

majalah info ulama mui

Majalah Info Ulama | Edisi 3 - 2015

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Balada Miras di Ibu Kota (2)

6 years ago
33

K.H. Ahmad Lutfi Fathullah:"Haram Memakai Atribut Natal!"

6 years ago
52

Hadiri Olimpiade Halal 2019, Ini Pesan Anies Baswedan

2 years ago
25
MUI DKI JAKARTA

Klarifikasi MUI Provinsi DKI Jakarta Terhadap Tulisan Asnawi Bunyamin Berjudul KH Munahar Mukhtar, Sosok Betawi yang Konsisten Melawan

1 year ago
16

Categories

  • Artikel
  • Berita
  • Dakwah dan Pengembangan Masyarakat
  • Fatwa
  • Hikmah
  • Himbauan
  • Info Halal
  • Info Lembaga
  • Informasi dan Komunikasi
  • Majalah
  • Opini
  • Pemberdayaan Ekonomi Umat
  • Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga
  • Pembinaan Seni dan Budaya Islam
  • Pendidikan dan Kaderisasi
  • Pengkajian dan Penelitian / LITBANG
  • Ragam
  • TAUSYIYAH
  • Tokoh
  • Ukhuwah Islamiyah

Topics

alamat mui dki bukufatwa dakwah dakwahibukota dakwahinternasional fatwa fatwamui fatwamuidki fatwa mui dki jakarta haji hikmah infokommuidki Islam jaiic jakarta jifest kantor mui dki jakarta ketua mui dki kh munahar muchtar kh yusuf aman kominfomuidkijakarta konferensiinternasional konferensimuidki lppommuidki lppom mui dki jakarta mudzakaroh mui dki jakarta muhammad mui muidki muidkievents muidkijakarta mui dki jakarta mui indonesia muijakartapusat mui provinsi dki jakarta muipusat Nabi pdu pengurus mui dki jakarta pku rakerdamuidkijakarta ramadhan Rasulullah sufi ulama

Highlights

Tausiah Terkait Daftar Bidang Usaha Industri Peredaran Miras

MUI DKI Award 2021, Apresiasi untuk Mereka yang Berjasa

Ahlan Wasahlan Pengurus Baru MUI Kota Jakarta Selatan

Peduli Banjir Di DKI Jakarta, MUI DKI Jakarta Menyerahkan Bantuan Logistik

Pengukuhan PKU XVII dan PDU MUI Jakarta: Ulama Saat Ini Janganlah Menjadi Sapu

MUI Kota Jakarta Selatan Lahirkan Ulama Dalam Wisuda PDU ke 9

Trending

Berita

Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya

by nanda
04/03/2021
51

Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya Apapun dalihnya, konsumsi miras tidak akan membawa situasi yang...

fuad-thohari

NEGERI DARURAT MIRAS

04/03/2021
41

Kajian Hukum MUI DKI Jakarta Terhadap PerPres No 10 Tahun 2021

03/03/2021
121

Tausiah Terkait Daftar Bidang Usaha Industri Peredaran Miras

02/03/2021
34
MUI DKI Award 2021, Apresiasi untuk Mereka yang Berjasa

MUI DKI Award 2021, Apresiasi untuk Mereka yang Berjasa

28/02/2021
86

Majelis Ulama Indonesia

Provinsi DKI Jakarta

Kelahiran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta termasuk unik. Ia lahir pada tanggal 13 Februari 1975, sementara MUI Pusat lahir pada 17 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975. Artinya MUI Provinsi DKI Jakarta lahir sekitar 5 bulan lebih awal mendahului organisasi induknya.

Tags

Artikel Berita Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Fatwa Hikmah Himbauan Info Halal Info Lembaga Informasi dan Komunikasi Komisi Bidang Lainnya Majalah Opini Pemberdayaan Ekonomi Umat Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga Pembinaan Seni dan Budaya Islam Pendidikan dan Kaderisasi Pengkajian dan Penelitian / LITBANG Ragam TAUSYIYAH Tokoh Ukhuwah Islamiyah

Berita Terbaru

Respon Alquran terhadap Miras dan 10 Ekses Destruktifnya

NEGERI DARURAT MIRAS

Kajian Hukum MUI DKI Jakarta Terhadap PerPres No 10 Tahun 2021

Tausiah Terkait Daftar Bidang Usaha Industri Peredaran Miras

MUI DKI Award 2021, Apresiasi untuk Mereka yang Berjasa

Ahlan Wasahlan Pengurus Baru MUI Kota Jakarta Selatan

© 2021 - Official Website MUI DKI Jakarta, All rights belong to their respective owners.
Bidang Infokom MUI DKI Jakarta.

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI DKI Jakarta
    • Pimpinan MUI DKI
    • Bidang-Bidang
  • Berita
  • Fatwa
  • MUI Kota
    • MUI Jakarta Pusat
    • MUI Jakarta Selatan
    • MUI Jakarta Barat
    • MUI Jakarta Utara
    • MUI Jakarta Timur
    • MUI Kep. Seribu
  • About Us
  • Tanya MUI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In